Pada era
globalisasi saat ini perkembangan teknologi semkian pesat, mulai dari alat
transportasi, media elektronik, hingga alat komunikasi. Kini tidak bisa
dielakkan kalau seseorang harus mengikuti perkembangan jaman. Seseorang tidak
perlu repot-repot untuk melakukan komunikasi secara langsung atau mencari
informasi melalui media massa. Hanya dengan menggunakan gadget, seseorang dapat berkomunikasi dengan mudah dan mencari
informasi secara luas melalui media sosial.
Di masa lalu,
media massa adalah media yang hanya dikonsumsi oleh orang dewasa. Namun, kini
anak-anak bahkan di bawah lima tahun (balita) sudah dapat mengakses media, baik
itu media massa maupun media sosial. Perkembangan internet yang sangat pesat
telah memudahkan seseorang dalam mengakses informasi dari berbagai sumber.
Kehadiran
internet telah membawa banyak manfaat dalam kehidupan sehari-hari. Hanya dengan
menggeser jari di layar gadget, seseorang
dapat melakukan banyak aktivitas tanpa harus keluar rumah, seperti berbelanja
online, pemesanan jasa transportasi online, pembayaran tagihan listrik online, pembelian
pulsa online, pemesanan tiket pesawat atau kereta api, hingga pembayaran pajak
online. Dengan kata lain internet membantu seseorang dalam mengefisienkan waktu
dan tenaga.
Namun di sisi
lain, aktivitas di dunia maya dapat membawa dampak negatif juga khususnya bagi
anak.. Seseorang yang kecanduan dengan dunia maya melalui gadget yang dimilikinya, kerap menjadi orang yang asosial (terputus
kontak dengan lingkungan sekitar). Selain itu, jika terlalu lama di depan layar
pun dapat merusak mata sehingga fisik seseorang, baik mata, otak, maupun anggota
tubuh lainnya secara keseluruhan menjadi terganggu.
Dokter anak
asal Amerika Serikat, Cris Rowan, dalam tulisannya di Huffington Post mengatakan bahwa perlu ada larangan penggunaan gadget pada usia anak di
bawah 12 tahun karena dapat mengakibatkan pertumbuhan otak terlalu cepat,
gangguan tidur, obesitas, penyakit mental, serta agresif. Sementara dalam Asosiasi
dokter anak Amerika dan Kanada menekankan anak usia 0-2 tahun tidak
diperbolehkan terpapar gadget.
Kemudian anak usia 3-5 tahun dibatasi satu jam per hari dan usia 6-18 tahun
yaitu dua jam. Tapi faktanya, anak justru menggunakan gadget lebih banyak dari
jumlah yang direkomendasikan. Lalu kejadian ini diperkuat dengan terus
meningkatnya kepemilikan gadget
dikalangan anak-anak.
Situasi
seperti di atas bisa terjadi salah satunya karena harga gadget yang semakin hari
semakin murah sementara aplikasinya semakin canggih. Ditambah dengan kian banyaknya
jaringan internet serta kian murahnya harga kuota internet pada setiap operaor
seluler. Kedua faktor ini menyebabkan banyak orang dapat mengakses internet
melalui gadget
secara sangat mudah. Tak hanya dialami para orang dewasa atau orang tua yang
bisa mengakses internet mudah ini tetapi juga anak-anak.
Karena itu tak
heran jika saat ini orang dapat dengan mudah melihat anak sekolah bahkan yang
duduk di bangku sekolah dasar membawa gadget
miliknya sendiri. Dengan alasan orang tua yang ingin memantau keberadaan anak
mereka di sekolah. Karenanya, membelikan gadget
bagi anak kini dianggap sebagai suatu
yang wajib bagi para orang tua.
Tentu saja, orang
tua perlu waspada akan dampak buruk yang mungkin timbul akibat kepemilikan gadget bagi anak. Fitur-fitur seperti Facebook, Instagram, Twitter, Whatsapp, Line,
dan sebagainya yang dianggap sebagai sarana kekinian untuk berkomunikasi
melalui gadget. Fitur tersebut juga diharuskan
terhubung dengan koneksi internet untuk menggunakannya. Sementara dengan melalui
internet, seseorang dapat memperoleh apapun yang orang inginkan hanya dengan
mengetikkan kata-kata. Disinilah letak bahaya bagi anak sehingga butuh
pengawasan dari sekolah maupun orang tua secara optimal.
Sinergitas Sekolah-Orang tua
Berbagai tantangan pendidikan anak di
era globalisasi perlu disikapi bersama. orang tua. Sebagai unit terkecil dalam
masyarakat, orang tua mempunyai peran sentral dalam pendidikan anak. Peran orang
tua dalam mendukung pendidikan anak di sekolah perlu ditingkatkan sehingga akan
mendorong terciptanya ekosistem pendidikan yang aman, nyaman dan menyenangkan
bagi tumbuh kembang anak. Melalui penggunaan gadget di sekolah, tentunya butuh komunikasi
yang baik antara sekolah melalui peran guru dengan orang tua sehingga anak
dapat menggunakan gadget sesuai
dengan porsi kebutuhannya.
Disisi lain, pelarangan
menggunakan gadget di sekolah memang
menjadi hal yang dilematis. Di satu sisi siswa memerlukannya untuk berkomunikasi
dengan orang tua di rumah ataupun untuk memesan ojek online sebagai sarana transportasi. Di sisi lain gadget dapat mengganggu KBM bila tak
digunakan dengan baik. Sekolah tidak dapat menghindari dengan adanya
perkembangan teknologi, tinggal bagaimana sekolah mengarahkan agar penggunaan gadget itu bisa positif. Maka dari itu banyak
sekolah mencoba untuk memberikan toleransi bagi siswa untuk membawa gadget ke sekolah.
Tidak hanya
sekedar sebagai alat komunikasi, gadget
juga sebagai media untuk mencari informasi, memecahkan masalah, hingga sumber
inspirasi bagi siswa di sekolah. Hal ini diperlukan agar siswa dapat
mendapatkan akses seluas-luasnya tentang ilmu pengetahuan. Bukan hanya itu, siswa
pun akan menjadi akrab dengan alat belajarnya di sekolah karena sebelumya
mereka sudah terbiasa menggunakan gadget
dan internet di rumah. Sementara itu, guru mempunyai peran penting untuk
mendukung dan memastikan siswa menggunakan perangkat teknologi tersebut secara
tepat dan sehat.
Pada dasarnya,
kewajiban orang tua dan guru di sekolah adalah sama yaitu memastikan anak untuk
mendapatkan pendidikan yang baik. Sehingga dibutuhkan kerja sama yang baik antara
guru dengan orang tua, saling menghormati dan menghargai kedua pihak, serta
perlu penguatan komunikasi antara kedua pihak agar tidak timbul konflik yang
dapat merugikan anak.
Contoh kasus
yang kini sedang marang terjadi seperti seorang ayah menciderai guru karena
tidak terima anaknya dicubit. Kondisi dimana guru yang merasa ingin dihormati
tapi tidak mampu menerima kritik atau keluhan dari orang tua siswa. Dampaknya,
konsentrasi belajar siswa di sekolah dapat terganggu karena traumatis. Banyak
kasus lain yang berujung pada penanganan aparat hukum akibat tidak adanya
komunikasi yang baik antara guru dengan orang tua.
Tentunya
penguatan komunikasi guru dan orang tua perlu dilakukan dalam rangka pengawasan
pendidikan anak di sekolah. Salah satu peran gadget merupakan sebuah sarana komunikasi antara guru dengan orang
tua sehingga secara tidak langsung mereka dapat mengetahui informasi
perkembangan anak di sekolah, baik secara pengetahun, keterampilan, maupun
sikap.
Apalagi
sekarang ini fitur gadget yang sedang
marak digunakan seperti grup WhatsApp,
sehingga peran orang tua dapat secara langsung memantau informasi yang
diberikan oleh sekolah melalui guru, terutama peran wali kelas. Disinilah salah
satu manfaat adanya perkembangan teknologi informasi dan komunikasi melalui
peran gadget dalam pendidikan anak.
Penguatan
Peran Keluarga
Peran orang
tua bagi anak di era globalisasi saat ini sangat penting. Orang tua adalah
cermin bagi anak untuk berperilaku, berbicara, serta bersosialisasi dengan
dunia luar. Seiring berkembangnya kemajuan teknologi sekarang ini, peran orang
tua dalam mengasuh dan mendidik anak juga terbantu. Hal tersebut dibuktikan
kecanggihan gadget,
orang tua menjadi lebih efektif dalam memberikan pembelajaran terhadap anak
dalam segala aspek kehidupan.
Tetapi dewasa
ini, kebanyakan orang tua realitanya telah keliru menggunakan gadget dalam membantu
mereka mendidik anak. Mereka memberikan penguasaan penuh atas gadget kepada anak tanpa
adanya batasan dan pengawasan. Secara langsung maupun tidak langsung, orang tua
menanggung porsi kesalahan ketika anak mereka terlampau sering menghabiskan
waktunya dengan gadget
daripada berinteraksi sosial dengan masyarakat. Untuk itulah, perlu langkah
konkret bagi orang tua dalam rangka pengawasan anak terhadap penggunaan gadget di lingkungan keluarga.
Langkah
pertama yang bisa dilakukan para orang tua adalah mengurangi kesibukan di luar
rumah dan lebih mengintensifkan komunikasi di dalam keluarga, khususnya dengan
anak. Memang benar, kehadiran gadget
telah membantu proses komunikasi bagi orang tua yang sibuk dengan anak. Disisi
lain anak juga membutuhkan kehadiran orang tua secara fisik. Mereka suka
dipeluk, dicium, dan dibelai orang tuanya.
Langkah kedua,
jika penggunaan gadget
bagi anak tidak dapat diminimalisir, jangan berikan gadget pada anak. Kalau mereka sudah berusia
remaja, mungkin bisa dipertimbangkan penggunaannya dengan aturan-aturan yang
moderat. Namun jika anak masih duduk di bangku TK atau SD, pertimbangkan lagi
untuk memberikan gadget
dengan alasan apapun. Jika tetap harus memberikan gadget pada anak, ada baiknya gadget tersebut tidak bisa
mengakses internet dengan mudah. Karena keterhubungan dengan internet inilah
yang membuat anak betah berlama-lama bermain gadget.
Langkah ketiga
adalah memperkenalkan pada anak bahaya internet maupun media sosial dan media
massa yang diakses secara berlebihan. Mungkin, orang tua berpikir bahwa lebih
baik anak menonton televisi ketimbang bermain gadget. Namun harus pula disadari bahwa acara
televisi tak semuanya boleh ditonton oleh anak. Selayaknya anak didampingi saat
menonton televisi sebagai pengganti kegiatan mereka bermain gadget. Karena menonton
televisi terus-menerus juga menyebabkan anak dapat terpapar tayangan televisi
yang kebanyakan isinya pun kurang mendidik. Di sisi lain, daya tarik
televisi pun sama kuatnya dengan daya tarik
gadget yang canggih.
Langkah keempat
adalah menanamkan pendidikan agama yang baik sekaligus memberikan contoh
penerapan ajaran agama di lingkungan keluarga dan masyarakat. Anak lebih mudah
mencontoh tindakan yang baik daripada nasehat yang panjang lebar. Jadi, orang tua
harus memberikan contoh terbaik dari penerapan ajaran agama bagi anak.
Intinya, orang
tua mempunyai peran yang sangat luar biasa dalam mendidik anak di lingkungan
keluarga. Saat di sekolah, anak menjadi tanggung jawab para gurunya. Namun di
luar sekolah, di manapun anak itu berada, adalah tanggung jawab para orang tua
sehingga peran keluarga dalam pendidikan anak haruslah diperkuat mulai saat
ini. Karena itu memastikan mereka aman dari berbagai gangguan atau potensi
gangguan, juga menjadi tanggung jawab orang tua. Jika orang tua ingin
anaknya tumbuh menjadi pribadi yang kuat, mandiri dan bertakwa, tentunya orang tua
harus menanam investasi sejak dini.
Untuk itulah,
peran gadget dinilai banyak berperan
penting dalam pendidikan anak. Selain sebagai sarana belajar anak dalam mencari
sumber informasi yang ada di internet, baik dalam KBM maupun di rumah. Disisi
lain, gadget juga berperan penting
dalam menjalin komunikasi antara sekolah melalui guru dengan orang tua dalam
rangka pengawasan pendidikan anak di sekolah. Disinilah peran gadget sebagai mitra antara sekolah
dengan orang tua dalam pendidikan anak. Sementara peran orang tua dan guru perlu
ditingkatkan untuk saling bersinergi dalam memberikan batasan kepada anak dalam
penggunaan gadget sehingga dampak negatif yang terjadi pada anak dapat
terminimalisir.
#sahabatkeluarga
#sahabatkeluarga
1 komentar:
HGJHGJH
Posting Komentar