Hal ini membuktikan
bahwa kualitas pendidikan di Indonesia perlu adanya pembenahan secara maksimal.
Salah satu faktor yang mempengaruhi rendahnya kualitas pendidikan di Indonesia
adalah lemahnya pelaku pendidikan, terutama peran guru dalam menerapkan sistem
pengajaran di sekolah. Siswa akan merasa tidak nyaman dan tidak betah ketika
belajar di sekolah karena sistem pengajaran guru belum dapat membuat siswa
menyenangkan.
Menanggapi permasalahan
tersebut, membuat saya bertanya-tanya. Apakah sistem pendidikan di Indonesia
sudah sesuai dengan konsep sekolah sebagai tempat yang menyenangkan?. Ataukah
memang konsep sekolah sebagai tempat yang menyenangkan berasal dari pengajaran
guru?.
Perlu diketahui bahwa
Finlandia adalah salah satu negara di Eropa Utara yang merupakan negara dengan
sistem pendidikan terbaik di dunia menurut hasil survei internasional yang
komprehensif oleh OECD (Organization for
Economic Cooperation and Development).
Sistem pendidikan di
Finlandia tidak menekankan siswa dalam belajar, seperti dengan penambahan jam
mengajar, tugas PR, kedisiplinan, maupun
tes. Justru malah jumlah jam mengajar per minggu hanya 30 jam pelajaran atau 5
jam pelajaran dalam sehari serta tidak ada sistem ranking bagi siswa. Ini
membuktikan bahwa Finlandia merupakan negara yang sangat mementingkan kualitas
pendidikan dengan menitik beratkan pada kenyamanan belajar siswa di sekolah.
KURANG
SESUAI
Kalau kita amati, hal
ini kontradiktif dengan apa yang ada pada sistem pendidikan di di Indonesia. Dimana
sistem pendidikan di Indonesia masih mengutamakan pada target materi yang harus
disampaikan dan target nilai minimal yang harus dituntaskan. Disamping itu, sekolah-sekolah
di Indonesia sudah terbiasa dengan memberikan penekanan bagi siswa, baik penambahan
jam belajar, sistem kedisiplinan, pemberian tugas PR, dan tes sehingga siswa
merasa tertekan dan stress ketika berada di sekolah. Dampak yang terjadi sampai
saat ini adalah banyak siswa yang tidak masuk sekolah bahkan membolos karena
siswa merasa tertekan dan tidak nyaman ketika berada di sekolah.
Memang hal yang demikian
diterapkan melainkan hanya untuk meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia
dengan mengutamakan prestasi belajar siswa. Jika kualitas pendidikan dikatakan
meningkat, maka secara otomatis prestasi siswa harus meningkat. Namun realita
yang ada justru dengan adanya penekanan terhadap prestasi siswa, maka akan membuat
siswa menjadi tertekan sehingga siswa tidak merasa nyaman dan senang ketika belajar
di sekolah dan berdampak pada tidak maksimalnya prestasi belajar siswa.
Dalam meningkatkan
kemampuan intelegensi anak menurut Piaget dalam Buku Psikologi Pendidikan yang
ditulis oleh John W. Santrock (2008), pembelajaran anak harus berjalan secara
alamiah. Anak tidak didesak dan ditekan untuk berprestasi terlalu banyak. Menurut
pandangan Piaget, ini bukan cara belajar terbaik bagi anak. Ini cara yang
terlalu terburu-buru untuk meningkatkan kemampuan intelektual, menggunakan
pembelajaran pasif, dan karenanya tidak akan berhasil.
LEBIH
EFEKTIF
Sistem pendidikan di
Indonesia merupakan pedoman dalam penyelenggaraan pendidikan di Indonesia.
Tetapi hakekatnya sistem pendidikan di Indonesia menolak penyeragaman sistem
pengajaran bagi guru dan membuka ruang seluas-luasnya bagi siswa untuk
berkreasi dan berinovasi.
Konsep sekolah sebagai
tempat yang menyenangkan tentunya sistem pendidikan di Indonesia harus dapat
menjadikan visi bagi seluruh guru di Indonesia. Artinya guru harus dapat
memberikan motivasi dan sistem pengajaran lebih efektif bagi siswa agar siswa
merasa nyaman dan senang belajar di sekolah. Disamping itu, guru juga dituntut
untuk tidak memberikan tugas atau tes yang bersifat penekanan yang
mengakibatkan siswa merasa tertekan dan stress sehingga siswa akan merasa tidak
betah ketika berada di sekolah.
Menurut Wigih Adi
Wibawa (2013), pembelajaran yang efektif adalah suatu pembelajaran yang
memungkinkan siswa untuk dapat belajar dengan mudah, menyenangkan, dan dapat
tercapai tujuan sesuai dengan yang diharapkan. Dengan demikian, guru dituntut
untuk dapat meningkatkan keefektifan pembelajaran agar pembelajaran tersebut
dapat berguna.
Harapan saya, semoga adanya
pembenahan sistem pendidikan di Indonesia sesuai dengan filosofi Ki Hajar
Dewantara yaitu sekolah sebagai taman belajar siswa, artinya sekolah sebagai
tempat yang menyenangkan bagi siswa. Istilah taman bukan berarti sekolah
berbentuk taman, tetapi mengibaratkan sekolah serasa seperti di taman. Siswa
diharapkan betah dan rindu di sekolah. Dengan semakin senangnya siswa belajar
di sekolah sehingga siswa akan merasa tidak ingin pulang sekolah bahkan ingin
cepat datang kembali ke sekolah.
Disamping itu, peran
guru juga harus dapat mendukung secara penuh demi terwujudnya sekolah sebagai
tempat yang menyenangkan. Dengan sistem pengajaran guru yang efektif dinilai
sangat mempengaruhi terhadap kondisi siswa di sekolah. Jika sistem pengajaran
yang diterapkan guru membuat belajar siswa menyenangkan tentunya akan
menjadikan siswa akan merasa betah dan nyaman ketika berada di sekolah.
Sumber : Dedy Iswanto, S.Pd.
2 komentar:
Blognya rapi...
Isinya juga padat.
Semoga terus diupdate.
Salam
ok pak. nanti saya up date posting terbarunya..terima kasih..
Posting Komentar